I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ternak
kambing khususnya kambing Peranakan Etawa (PE), merupakan salah satu sumberdaya
penghasil bahan makanan berupa daging dan susu yang memiliki nilai ekonomi yang
tinggi, dan penting artinya bagi masyarakat. Seiring hal tersebut peternakan
kambing memiliki peluang yang cukup besar dengan semakin sadarnya masyarakat
akan kebutuhan gizi yang perlu segera dipenuhi. Kambing perah merupakan komoditas baru di Indonesia yang
kemungkinan memiliki prospek pengembangan yang baik. Walaupun belum terbukti
secara Ilmiah, anggapan yang berkembang di masyarakat adalah bahwa susu kambing
dapat menyembuhkan berbagai penyakit pernafasan, seperti asma dan TBC. Oleh
karena itu permintaan cenderung semakin meningkat dan harga yang masih cukup
tinggi. Di sisi lain kambing perah dapat berperan ganda sebagai peghasil susu
dan daging. Dari kebutuhan investasi, usaha kambing pernah memerlukan investasi
jauh lebih kecil dibandingkan dengan sapi perah dan disamping ini relatif lebih
mudah dalam manajemen.
Kambing perah yang
banyak dikembangkan di Indonesia umumya kambing peranakan Etawah (PE), yang
umumnya masih lebih dominan sebagai sumber daging dibandingkan dengan sumber
air susu. Susu kambing belum dikenal secara luas seperti susu sapi padahal
memiliki komposisi kimia yang cukup baik (kandungan protein 4,3% dan lemak
2,8%) relatif lebih baik dibandingkan kandungan protein susu sapi dengan
protein 3,8% dan lemak 5,0% (Sunarlim dkk, 1992). Disamping itu dibandingkan
dengan susu sapi, susu kambing lebih mudah dicerna, karena ukuran molekul lemak
susu kambing lebih kecil dan secara alamiah sudah berada dalam keadaan homogen
(Sunarlim dkk, 1992) (Sinn, 1983).
Produktivitas
biologis kambing cukup tinggi, 8-28% lebih tinggi dibandingkan sapi (Devendra, 1975). Jumlah anak per kelahiran
(litter size) bervariasi 1 sampai dengan 3 ekor dengan tingkat produksi susu
yang melebihi dari kebutuhan untuk anaknya, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
produk komersial dan tidak mengganggu proses reproduksinya. Biaya investasi
usaha ternak kambing relatif rendah dan pemeliharaannya pun jauh lebih mudah
dibanding sapi.
Pengembangan usaha kambing PE mempunyai peluang pasar yang cukup tinggi
di Kabupaten tanah datar dan kabupaten limapuluh kota karena daya dukung
kesesuaian iklim dan aksesibilitas ke berbagai daerah konsumen. Tingginya impor
dan masih rendahnya produksi susu sapi dalam negeri, merupakan pasar yang perlu
dijajagi.
Dari aspek produksi daging,
permintaan daging kambing di Indonesia maupun di dunia juga mengalami
peningkatan pesat selama 10 tahun terakhir ini. Indonesia mengkonsumsi kambing
sebagai salah satu sumber protein hewani yang utama setelah sapi dan ayam. Pasokan
daging kambing relatif terbatas karena usaha peternakan kambing di Indonesia di
dominasi oleh usaha rumah tangga dengan skala pemilikian 4 – 10 ekor.
Permintaan kambing untuk konsumsi khususnya seperti restaurant dan
hotel-hotel masih dipenuhi oleh impor. Hal ini disebabkan daging kambing dalam
negeri kurang sesuai untuk masakan yang dikehendaki oleh restaurant dan hotel
tersebut.
Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Limapuluh Kota memiliki
keunggulan komparatif dalam usaha peternakan kambing karena ketersediaan lahan
luas diikuti oleh kemampuan penduduk dalam menangani ternak ini. Perkembangan
teknologi dalam bidang peternakan yang pesat memungkinkan untuk mencapai
produktivitas lebih dari yang ada pada saat ini.
Dalam suatu usaha peternakan sangat dibutuhkan analisa tentang
usaha tersebut, karena suatu usaha akan dapat berjalalan dengan baik apabila
usaha memiliki perhitungan finansial yang benar dan rinci.
Biaya tetap yang diperlukan
dalam pegembangan ternak kambing PE meliputi bangunan kandang, pembelian bibit
betina dan jantan, sewa lahan, pembuatan gudang, dan lain-lain. Sedangkan biaya
operasional yang diperlukan dan dikeluarkan setiap tahunnya mencangkup biaya
replacement stock, pakan, obat, tenaga kerja, peralatan dan lain-lain dengan
total kebutuhan pertahun.
Komponen penerimaan terdiri dari penjualan susu, penjualan betina
afkir, penjualan jantan afkir, penjualan anak betina, penjualan anak jantan,
dan penjualan pupuk.
Beberapa faktor
yang dapat menyebabkan analisa perhitungan beternak kambing PE itu menjadtidak baik adalah:
1.
Letak kandang terhadap sumber
pakan hijauan. Letak kandang kambing PE yang jauh dari sumber pakan tentu membutuhkan
biaya yang lebih daripada yang kandang yang dekat dengan sumber pakan
2.
Pembiayaan di daerah tempat kandang. Biaya untuk membuat infrastruktur kandang
tentunya berbeda untuk tiap daerah. Biaya meliputi harga bangunan dan upah
tukang. Demikian juga upah pegawai anak kandang sudah pasti berbeda
3.
Daya serap pasar akan
produk ternak kambing PE. Harga susu kambing setiap daerah bervariasi. Bahkan di daerah
tertentu belum tentu kita dapat menjual susu kambing.
4.
Tujuan beternak berbeda dengan tujuan yang
dianalisa dalam referensi. Beternak kambing PE untuk kontes tentu akan berbeda dengan beternak
kambing PE
untuk susu dan pedaging.
5.
Harga kambing PE dalam realita berbeda dengan harga dalam analisa referensi. Pada
umumnya harga kambing PE dalam analisa lebih murah dibandingkan dengan harga yang sekarang.
Dapat juga perbedaan harga ini disebabkan perbedaan harga tiap daerah.
Berdasarkan hal diatas, maka penulis perlu melakukan
suatu penelitian dengan judul ANALISIS USAHA PETERNAKAN KAMBING
PE (PERANAKAN ETAWA ) DI KABUPATEN TANAH DATAR DAN KABUPATEN LIMAPULUH KOTA.
1.2. Perumusan Masalah
Dari penjelasan
diatas maka timbul pertanyaan :
1. Apa
saja penyebab berkurangnya pendapatan
usaha peternakan kabing PE dikabupaten tanah datar dan kabupaten limapuluh kota
?
2. Bagaimana
pola pengelolaan usaha peternakan
kambing PE yang dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Limapuluh Kota dengan PT Reanindo Perkasa di Kabupaten Tanah Datar selama
ini ?
3. Bagaimana
pola pengelolaan usaha yang
tepat untuk meningkatkan hasil produksi komoditi kambing PE di Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Tanah Datar
?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang
diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi yang menjadi
penyebab berkurangnya produksi hasil peternakan
kambing PE
2. Mencarikan
solusi untuk permasalahan yang sedang dihadapi oleh peternak kambing PE di Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten
Tanah Datar.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ternak
kambing merupakan jenis ternak yang paling banyak diusahakan petani di kabupaten
tanah datar dan kabupaten limapuluh kota , karena sekitar 80% petani di desa
tersebut memiliki ternak kambing. Kontribusi dari usahatani ternak kambing
cukup besar, yakni urutan ke dua setelah tanaman. Kontribusi dari usahatani
kambing masih dapat ditingkatkan dengan peningkatan skala usaha yang diikuti
dengan perbaikan teknologi. Seperti disampaikan oleh Pranaji dan Syahbuddin (1992
), usahatani ternak kambing dan domba dapat sebagai alternatif dalam
pengentasan kemiskinan petani di perdesaan, ternak kambing dijadikan sebagai
komoditas utama dan titik ungkit bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
petani setempat. Sesuai dengan tujuan pemeliharaan bahwa ternak kambing sebagai
usaha sambilan, maka tenaga kerja yang dicurahkan untuk pemeliharaan ternak,
seperti mengembalakan, mencari hijauan, membersihkan kandang, dan memberi
pakan-minum untuk memanfaatkan waktu
luang diantara usahatani tanaman
pangan
Gambar yang diambil di PT REANINDO PERKASA. Kabupaten tanah
datar
Tabel 1. Keragaan Produktivitas Kambing Karakteristik
Litter size
(ekor/kelahiran)
|
2,25
|
Berat lahir (kg)
|
3
|
Kematian anak
pra-sapih (%)
|
8
|
Pertumbuhan anak harian (g)
|
-
|
- pra sapih
|
135
|
- lepas sapih
|
100
|
Menurut
Triwulaningsih (1986) produksi susu kambing PE sekitar 0,498 – 0,692 liter per
ekor per hari dengan produksi tertinggi dicapai 0,868 liter. Menurut Devandra
(1983) rataan produki susu kambing Etawah berkisar 0,7 – 1,0 kg per hari dengan
rata-rata waktu laktasi 140 hari. Dengan sistem manajemen yang baik maka
periode laktasasi dapat dilakukan sampai 9 bulan dengan puncak produksi pada
bulan pertama kedua, dapat dilakukan sampai 9 bulan dengan puncak produksi pada
bulan pertama dan bulan kedua, dapat mencapai produksi 4 liter/ekor/hari
Populasi kambing di
Indonesia saat ini mencapai 7 juta ekor. Jumlah ini 76% diantaranya berada di
Pulau Jawa. Kambing umumnya dipelihara dengan cara yang sangat sederhana di
setiap rumah tangga pedesaan. Setiap keluarga pada umumnya memiliki 4 – 6 ekor
kambing yang dipelihara dengan dikandangkan di halaman rumah dan digembalakan
di areal bekas panen atau lahan beras. Pakan yang diberikan setiap hari berasal
dari rumput yang ada di seputar rumah.
Jenis kambing yang saat ini banyak dipelihara adalah kambing lokal
dan kambing etawa. Jenis kambing etawa merupakan jenis yang memiliki
produktivitas tinggi dan daya tahan yang Iebih baik. Kambing betina jenis ini
mencapai kematangan seksual pada umur 8 – 9 bulan. Masa kehamilan selama 5
bulan dan masa Iaktasi 4 bulan. Dengan peemeliharaan yang baik, kambing
dapat dikawinkan lagi 2 – 3 bulan lagi setelah melahirkan. Setiap melahirkan
kambing mampu menghasilkan 2 – 3 ekor anak, sehingga dalam dua tahun dapat
menghasilkan 6 – 9 ekor anak. Kambing dewasa jenis ini memiliki berat karkas
bersih 18 – 20 kg untuk kambing jantan dan 15 – 18 untuk betina. Masa subur
kambing betina setelah berusia 5 tahun
Susu
Kambing
Susu adalah cairan
berwarna putih yang disekresikan oleh ambing pada binatang mamalia betina, untuk bahan makanan
dan sumber gizi bagi anaknya (Winarno, 1993). Susu adalah cairan yang bernilai
gizi tinggi, baik untuk manusia maupun hewan muda dan cocok untuk media tumbuh
mikroorganisme karena menyediakan berbagai nutrisi (Susilorini
dan Sawitri, 2006). Susu
segar yang berkualitas baik mempunyai
ciri-ciri tidak memiliki aroma yang kuat,ada sedikit rasa manis dari laktosa
(gula susu), warnanya putih sampai sedikit kekuningan (akibatlarutan zat
karoten dalam lemak susu), belum terpisahnya lemak dengan bagian susu yang lain,tidak
terdapat lendir, serta tidak ada penggumpalan protein susu yang sering terjadi
jika susu mulai mengalami proses pengasaman (Gaman dan Sherrington, 1992). Susu kambing tidak
mengandung kuman TBC (tuberkulosis) dan bahan allergen sehingga ebih aman penggunaannya sebagai bahan
makanan, pengganti ASI (air susu ibu).
Produksi susu kambing lebih cepat diperoleh dimana kambing telah dapat berproduksi pada usia 1.5 tahun,sedangkan sapi
baru dapat berproduksi pada usia 3 - 4 tahun (Susilorini dan Sawitri,
2006).Berdasarkan hasil Penelitian
III.METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten
LimaPuluh Kota Pemilihan
lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
bahwa di kabupaten limapuluh
kota
terdapat banyak peternak kambing PE peneliti mengambil
salah satu tempat dkabupaten limapuluh kota di daerah pulutan tanjung pati yang
mana diambil satu kelompok tani yang
mana kelompok ini bernama CIBOLUK FARM kelompok tani ini menyediakan bibit,
susu, dan pedaging.
Waktu penelitian di kelompok
tani CIBOLUK yag terdapat di Pulutan Nagari Koto Tuo Kecamatan Harau ini akan dilakukan selama 5 hari untuk mengambil
data primer pada tanggal 1- 5 oktober.
Lokasi pengambilan data
penelitian ke dua dalaksanakan pada peternakan kambing PE yang berada di
pulutan usaha peternakan ini dilakukan oleh bapak MUKLIS yang kambing sekarang
sekitar 15 ekor
Waktu penelitian di peternakan
kambing bapak muklis ini dilakukan pada tanggal 6-10 oktober.
Selanjutnya penelitian
dilakukan di PT REANINDO PERKASA yang terdapat di Kenagarian Barulak Kabupaten
Tanah Datar yang sudah begitu besar ,PT REANINDO PERKASA mengelola usaha peternakan kambing PE dengan
jumlah kambing tetap sebanyak 60 ekor sebagai kambing pembibitan dan untuk
produksi susu,dan sekitar 90 ekor kambing yang akan dijual sebagai bibit
kambing yang terdapat di PT ini berasal dari daerah jawa.
Penelitian di PT REANINDO
PERKASA akan dilakukan pada tanggal 11-15 oktober.
3.2 Cara pelaksanaan
penelitian
Cara pelaksanaan
penelitian ini yaitu dengan cara peneliti mengunjungi peternak yang telah dipilih untuk menjadi sampel yang ada di wilayah kabupaten lima puluh kota. peternak ini akan
diwawancarai mengenai sekitar topik penelitian.
Selain wawancara langsung ke peternak. Dan peneliti juga mendatangi langsung PT
REANINDO PERKASA di kabupaten tanah datar sebagai perbandingan usaha yang
dilakukan oleh perusahaan dengan peternak biasa. Jumlah
kambing yang akan dijadikan sampel disetiap tempat tersebut sebanyak 4 ekor.
3.3 Tahapan pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan
penelitian ini melalui beberapa tahap, yaitu:
|
3.4 Metode dan teknik pengumpulan data
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui penelitian
kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (Field
Research).
a.
Penelitian Kepustakaan
Penelitian
kepustakaan ini bertujuan untuk mendapatkan konsepsi teori atau doktrin,
pendapat atau pemikiran konseptual dan penelitian pendahulu yang berhubungan
dengan objek telaahaan.
b.
Penelitian lapangan
Penelitian untuk
memperoleh data sebagai penunjang dalam penelitian ini dilakukan penelitian
lapangan (field research) untuk mendapatkan data primer guna akurasi
terhadap hasil yang dipaparkan, yang dapat berupa pendapat dari informan,
responden, yang relevan dengan objek yang di teliti. Selain itu, peneliti juga
melakukan observasi langsung ke lapangan.
Adapun alat yang
digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
wawancara dan pengisian kuisioner. Wawancara dilakukan terhadap responden serta
narasumber. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang hal-hal yang ingin di
temukan jawaban nantinya, yaitu menggunakan teknik wawancara dengan mengadakan
komunikasi langsung kepada responden dan narasumber, dan juga menggunakan
pedoman wawancara guna mencari jawaban atas masalah dan kendala mengenai
kurangnya analisis
usaha dari peternak biasa dibandingkan
yang dilaksanakan oleh perusahaan.
Untuk
pengambilan data melalui kuisioner dilakukan dengan cara diberikan langsung
kepada peternak yang telah dipilih sebagai sampel untuk mewakili para
peternak komoditi kambing PE di kabupaten limapuluh kota. Angket atau kuisioner ini berisikan daftar pertanyaan
tentang masalah-masalah yang mungkin dihadapi peternak dalam proses usaha peternakan kambing PE. Waktu pengambilan data akan dilakukan selama lima hari di masing-masing
tempat.
3.5
Teknik
analisis dan metode pengujian
Sedangkan analisa data mengunakan
analisa deskriptif, dimana hasil-hasil pengamatan akan dijelaskan secara finansial,
yang ditunjang dengan data-data di lapangan berupa data teknis dan data pendukung.
Untuk hasil wawancara mendalam yang telah dilakukan dengan berbagai responden,
karena tidak dapat disajikan dalam bentuk statistik, maka akan disajikan dalam
bentuk penjelasan atau narasi yang disertai dengan foto-foto dan
dokumen-dokumen pelengkap lainnya.
Tabel 2. Estimasi Input-Output Usaha Ternak kambing Perah (rupiah/tahun)
Biaya dan penerimaan
|
Perusahaan
|
Kelompok
Tani
|
Perorangan
|
Jumlah (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
|
Mulai awal
|
|||
1.Pembuatan kandang
|
|||
2.Pembelian ternak
|
|||
- Betina
|
|||
- Pejantan
|
|||
3.Sewa lahan ( m2)
|
|||
4.Gudang
|
|||
Biaya tetap
1.Penyusunan Kandang
|
|||
2.Penyusunan Gudang
|
|||
Biaya variabel
|
|||
1. Replacement
|
|||
2.Pakan
|
|||
3.Obat-obatan
|
|||
4.Tenaga Kerja
|
|||
5. Peralatan
|
|||
6. Lain-lain
|
|||
Output
|
|||
1.Penjualan susu
|
|||
2.Penjualan betina afkir
|
|||
3.Penjualan jantan afkir
|
|||
4.Penjualan anak jantan
|
|||
5.Penjualan anak betina
|
|||
6.Penjualan pupuk
|
|||
DAFTAR PUSTAKA
Moeljanto, Rini
Damayanti dan Wiryanta, B. T. Wahyu. 2002. Khasiat dan Manfaat Susu Kambing Agromedia
Pustaka, Depok
Mulyono,
S. 2003. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Cetakan Ke -V. Penerbit
PT Penebar Swadaya, Jakarta.
Murtidjo, B.A. 2001. Memelihara Kambing sebagai Ternak
Potong dan Perah. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
Pranaji, T. dan Z. Syahbuddin.
1992. Menempatkan Kambing dan Domba sebagai alternative
pengurangan tingkat kemiskinan di perdesaan. Pros. Saresehan Usaha Ternak Kambing dan Domba Menyongsong
Era PJPT II, pp.: 134- 140.James
Blakely. David H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan Indonesian Edition. Gadjah MadaUniversity
Press
Sarwono, B. 2005. Beternak Kambing Unggul. Cetakan Ke –
VIII. Penerbit PT Penebar Swadaya,
Jakarta.Setiawan, T dan A. Tanius. 2003. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa. Penebar Swadaya, Jakarta.
Siregar, S. B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sodiq, A. 2002. Kambing Peranakan Etawa Penghasil Susu Berkhasiat Obat. Cetakan Pertama. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Sosroamijoyo, M. S. 1991. Ternak Potong dan Kerja. Cetakan Ke-11. CV Yasaguna, Jakarta.
Sodiq, A. dan Abidin,
Z., 2002. Kambing Peranakan Etawa; Penghasil Susu Berkhasiat Obat Agromedia Pustaka,
Depok.
Winarno, F. G., 1996. Daging dan Susu Sebagai Sumber Gizi Prima. Jurnal Peternakan
dan Lingkungan Fakultas Peternakan Universitas Andalas,
Padang
KUISIONER
Keadaan umum
responden
Nama Responden :
.............
Jenis kelamin :
..........................
Umur : ..........................
Alamat : ..........................
1.
Pendidikan terakhir
yang ditempuh Bapak/Ibu?
a.
SD
b.
SMP
c.
SMA
d.
Perguruan Tinggi
2.
Berapa lama
melakukan usaha peternakan kambing PE?
a.
< 5 tahun
b.
5 – 10 tahun
c.
10 – 15 tahun
d.
> 20 tahun
Identifikasi
Usaha
3.
Berapa jumlah kambing PE sekarang)?
4.
Berapa jumlah
kambing yang sedang produksi ?
5.
Berapa produksi
rata-rata perhari?
6.
Berapa jumlah
kambing yang memiliki produksi tertinggi?
7.
Berapa lama masa
produksi kambing PE yang bapak kelola?
8.
Kemana tempat
pemasaran susu kambing PE ini?
9.
Berapa harga per
liter susu kambing PE ini?
10. Berapa jumlah tenaga kerja yang dipakai di usaha yang
bapak kelola?
11. Berapa upah untuk tenaga kerja pada usaha peternakan ini?
12. Apa saja kendala dalam melakukan usaha kambing PE ini?
13. Bagaimana dampak usaha ini terhadap kehidupan masyarakat
sekitar?
14. Apa teknologi yang diterapkan di usaha ini untuk
meningkatkan produksi?
15. Berapa jumlah pesaing usaha ?
16. Bagaimana cara menghadapi pesaing tersebut?
17. Apakah
perusahaan yang bapak pimpin memiliki pembukuan tentang managemen keuangan?
18. Apakah
ada kariawan yang bertugas dibidang pembukuan managemmen tersebut?
19. Apa
ada pelatihan yang diberikan tentn manajemen di perusahaan bapak?
20. Apakah
ada tim audit untuk perusahaan bapak?
Lampiran 1.
Data identitas peternak kambing PE di Kabupaten Tanah Datar
dan Kabupaten Limapuluh Kota
No
|
Responden
|
Umur
(Thn)
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
||
Utama
|
Sampingan
|
Lama usaha
|
||||
1
|
Pimpinan
PT Reanindo
Perkasa
|
|||||
2
|
Angota
Kelompok
Tani Ciboluk
|
|||||
3
|
Peternak
Bapak Muklis
|
Lampiran
2. Kepemilikan ternak kambing PE responden peternak kambing
PE
di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Limapuluh Kota.
No
Resp
|
Induk
|
Dara
|
Jantan
Muda
|
Anak
|
Jumlah
(ekor)
|
||
Laktasi
|
Kering
|
Jantan
|
Betina
|
||||
1
|
|||||||
2
|
|||||||
3
|
Lampiran
3. Biaya tetap selama satu tahun peternak kambing PE di
Kabupaten
Tanah Datar dan Kabupaten Limapuluh Kota.
No
Resp
|
Ternak
(Rp)
|
Kandang
(Rp)
|
Peralatan
(Rp)
|
Sewa Tanah
(Rp)
|
Total
(Rp)
|
1
|
|||||
2
|
|||||
3
|
Lampiran
4. Biaya tidak tetap selama satu tahun peternak kambing PE di
Kabupaten
Tanah Datar dan Kabupaten Limapuluh Kota.
No
Resp
|
Pakan
(Rp)
|
Tenaga Kerja
(Rp)
|
Listrik
(Rp)
|
Lain – lain
(Rp)
|
Total
(Rp)
|
1
|
|||||
2
|
|||||
3
|
Lampiran
5. Total modal responden peternak kambing PE di
Kabupaten
Tanah Datar dan Kabupaten Limapuluh Kota.
No
Resp
|
Modal Tetap
(Rp)
|
Modal tidak
Teta p
(Rp)
|
Total
(Rp)
|
Bunga Modal
(Rp)
|
1
|
||||
2
|
||||
3
|
Lampiran
6. Biaya tetap selama satu tahun peternak kambing PE di
Kabupaten
Tanah Datar dan Kabupaten Limapuluh Kota.
No
Resp
|
Penyusutan
|
Sewa
Tanah
(Rp)
|
Bunga
Modal
(Rp)
|
Total
(Rp)
|
||
Ternak
|
Kandang
|
Peralatan
|
||||
1
|
||||||
2
|
||||||
3
|
Lampiran
7. Penerimaan selama satu tahun responden peternak kambing
PE
di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Limapuluh Kota.
No
Resp
|
Produksi
Susu (ltr)
|
Harga /ltr
(Rp)
|
Penerimaan
|
Total (Rp)
|
|
Susu
|
Ternak
|
||||
1
|
|||||
2
|
|||||
3
|
Lampiran
8. Pendapatan selama satu tahun
responden peternak kambing
PE
di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Limapuluh Kota.
No Responden
|
Penerimaan (Rp)
|
Total Biaya (Rp)
|
Pendapatan (Rp)
|
1
|
|||
2
|
|||
3
|
Gimana download nya min
BalasHapusGolden Nugget Resort Casino & Hotel - Mapyro
BalasHapusGolden Nugget Resort Casino 창원 출장안마 & Hotel is the resort for those looking 동해 출장안마 for a place to unwind, 안양 출장마사지 to recharge and recharge during 안동 출장안마 the winter. 삼척 출장안마